Sabtu, 21 Mei 2011

Outbound: Bermain tapi Bukan Main-Main


Apa yang terlintas dalam pikiranmu saat mendengar kata “outbound”? Bermain, refreshing, jalan-jalan di alam? Ya, outbound memang merupakan suatu aktivitas luar ruangan yang menyenangkan. Biasanya, metode outbound yang dilakukan sifatnya fun alias mengasyikkan. Bertempat di luar ruangan atau alam, para peserta akan diajak berpetualang dan bermain. Eits, jangan salah! Ini bukan sekadar permainan. Di balik permainan itu ternyata ada begitu banyak manfaat yang bisa kita petik untuk dijadikan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.


Sejarah

Outbound sendiri telah ada sejak tahun 1941. Teknik ini dikenalkan oleh tokoh pendidik dari Jerman bernama Kurt Hahn. Saat itu, ia merasa prihatin terhadap para pelaut muda di Inggris yang kemampuannya kalah jauh dibandingkan dengan pelaut senior. Bayangkan bila pelaut muda itu akan menggantikan (regenerasi) para pelaut senior? Tentunya, kemampuan pelaut-pelaut yang ada akan mengalami kemunduran secara signifikan. Sayangnya, untuk menjadikan mereka pelaut andal dibutuhkan waktu yang sangat lama. Karena itulah Kurt Hahn membuat metode baru untuk mendidik para pelaut muda tersebut. Metode itu disebut outward bound.

Outward bound merupakan program pelatihan bagi peserta yang dimaksudkan untuk mengenali potensi diri masing-masing. Pelatihan ini dilakukan dengan cara memberikan studi kasus dan simulasi[i] dari beragam permasalahan yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Lalu, apa yang terjadi? Ternyata, setelah mengikuti pelatihan ini, kualitas sumber daya manusia (SDM) para peserta terbukti mengalami peningkatan.

Kesuksesan itu membuat metode pelatihan outward bound menjadi terkenal dan berkembang di penjuru dunia termasuk Indonesia. Sejak tahun 1990, berdirilah Outward Bound International di Jawa Timur. Kemudian, perusahaan lain yang memberikan pelatihan serupa juga ikut membuka cabangnya. Masyarakat Indonesia menyebut pelatihan ini menjadi “outbound” untuk memudahkan pelafalan.


Pengalaman dan Praktik

Namanya juga out (luar), aktivitas outbound tentunya berlokasi di luar ruangan. Memang tidak harus selalu di luar ruangan. Akan tetapi, pelatihan di luar ruangan digunakan bukan sekadar memberikan aneka permainan yang lebih menyenangkan daripada dilakukan di dalam ruangan. Ada maksud tertentu pemilihan lokasi ini. Jangankan orang dewasa, anak-anak juga lebih menyukai pelatihan dan permainan di luar ruangan atau alam. Bagi orang dewasa, di dalam ruangan lebih terkesan formal dan hal itu bisa menghambat proses berpikir seseorang. Sebaliknya, berada di luar ruangan akan terasa lebih santai sekaligus sebagai sarana refreshing. Permainan dan pelatihan yang dilakukan di alam pun lebih banyak macamnya. Lebih dari itu, praktik langsung dalam kegiatan outbound akan memberikan kemajuan peserta untuk mengatasi permasalahan yang ada. Mereka diajak mengatasi masalah dengan pengalaman. Bukankah guru terbaik adalah pengalaman?

Beragam Manfaat

Sekilas, peserta outbound akan diajak bermain secara berkelompok. Misalnya, naik jembatan gantung atau jembatan tali, flying fox, pencarian jejak, dan sebagainya. Mungkin, banyak peserta yang tak sadar bahwa permainan itu bukanlah main-main biasa. Di balik permainan yang diberikan ternyata memiliki berbagai manfaat tersirat di dalamnya. Ini bukanlah permainan yang memberikan manfaat layaknya saat kita berolahraga. Lebih dari itu! Peserta tidak hanya diajak untuk melatih fisik, tetapi juga emosi dan kemampuan berpikir (intelektual) mereka. Bahkan, tak jarang perusahaan outbound memakai bantuan psikolog dalam menyusun kurikulum atau program pelatihan mereka.

Para peserta dibagi dalam kelompok dan diberikan suatu tantangan permainan. Tentunya, tantangan itu tidak akan selesai tanpa adanya kerja sama tim. Kelompok itu tidak akan berhasil bila masing-masing peserta tidak mau diajak kompak. Dengan adanya kerja sama dan rasa senasib sepenanggungan maka rasa solidaritas pun akan muncul dengan sendirinya. Mereka juga diajak menumbuhkan rasa percaya diri, keberanian, bersosialisasi, dan keakraban. Karenanya, pelatihan outbound ini banyak digunakan oleh para karyawan dalam satu perusahaan.

Dalam dunia kerja, mungkin peserta banyak yang tidak akrab dengan teman satu kantornya. Misalnya, hanya mengenal wajah dan nama saja atau terpisah jarak antara senior dan junior. Nah, di kelompok itulah peserta akan berbaur, tidak peduli dia senior ataupun junior. Mereka akan lebih akrab dan kompak bahkan saat kembali ke kantor sekalipun. Tentunya hal itu akan membuat kinerja di perusahaan tersebut lebih baik.

Adapun beberapa manfaat dari melakukan kegiatan outbound baik jenis petualangan maupun permainan antara lain sebagai berikut.

  • Kepercayaan diri (self confidence)
  • Komunikasi efektif (effective communication)
  • Pengembangan tim (team building)
  • Pemecahan masalah (problem solving)
  • Kepemimpinan (leadership)
  • Kerja sama tim
  • Konsentrasi
  • Kejujuran/sportivitas.

Pada dasarnya, pelatihan outbound memiliki 4 tahapan yang dilakukan agar tujuan kegiatan ini dapat tercapai. Keempat tahapan itu adalah sebagai berikut.

1. Pembentukan pengalaman/experience

Pada tahap ini peserta diajak bermain bersama peserta lain. Ini adalah satu bentuk pemberian pengalaman secara langsung yang tujuannya menciptakan pengalaman yang sifatnya fisikal, pengalaman intelektual, dan pengalaman emosional.

2. Perenungan pengalaman/reflect

Setelah bermain, peserta diajak merenungi kegiatan outbound yang dilakukannya. Apa yang dirasakan para peserta setelah melakukan permainan atau petualangan baik secara fisik, intelektual, maupun emosional.

3. Pembentukan konsep/form concept

Tahap ini bisa disebut juga tahap pencarian makna. Dari pengalaman yang didapat, peserta kemudian mencari makna apa yang terkandung dalam kegiatan pelatihan tersebut. Pengalaman apa yang didapat peserta dari suatu permainan tersebut. Apa arti permainan itu bagi kehidupan pribadi maupun hubungan dengan orang lain. Misalnya, bila dikaitkan dalam dunia kerja, situasi kerja bagaimana yang menggambarkan pengalaman yang didapat dari permainan itu.

4. Pengujian konsep/test concept

Dalam tahap ini, peserta diajak merenungi dan mendiskusikan sejauh mana konsep yang telah terbentuk pada tahap 3 dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, hingga dunia kerjanya.

Tidak hanya dalam dunia kerja kita membutuhkan pelatihan outbound. Di kehidupan berjamaah, ternyata outbound juga amatlah penting. Mungkin, beberapa teman-teman sering mendengar bahwa jamaah memerlukan sikap kerja sama yang baik dan kekompakan. Nah, di pelatihan outbound, kita bisa praktik langsung bagaimana sikap kompak dan kerja sama begitu penting. Dengan praktik dan memiliki pengalaman ini, diharapkan peserta bisa merealisasikan sendiri dalam kesehariannya, bisa di lingkungan keluarga, masyarakat, dunia kerja, atau berjamaah.

[i] Simulasi: metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar